Kalau teman-teman menyadari, 3 tulisan terbaru-ku di blog ini, punya gaya menulis atau cara story telling yang berbeda dari tulisan-tulisan sebelumnya.
Ada beberapa eksperimen yang aku buat untuk pada akhirnya menemukan gaya menulis yang nyaman untukku gunakan.
Kalau teman-teman belum membacanya, mungkin boleh dibaca dulu sebelum lanjut ke tips menulis yang akan aku bagikan setelah ini. Ini tiga artikel yang aku maksud:
- Membeli IPad untuk Kuliah, Apakah Worth It?
- Ini Rasanya Menjadi Freshgraduate (Pada Umumya)
- Menjadi Freshgraduate yang Produktif dengan 5 Hal Ini!
Kebanyakan dari tulisan yang kubuat sebelumnya, aku lebih memilih menggunakan kata ganti orang pertama berupa “saya” dibandingkan “Aku” atau “Gue”.
Kenapa? Sesimpel karena ingin terlihat lebih profesional. Tapi, aku baru menyadari bahwa kata ganti tersebut menciptakan celah atau gap diantara aku (sebagai penulis) dan pembaca blog ini.
Hal tersebut juga sesuai dengan apa yang aku pahami dari Kak Fellexandro Ruby dalam video youtubenya yang berjudul “DIBACAIN – 15 Tips Menulis Untuk Hidup Lebih Baik”.
Simpelnya, Kak Ruby menjelaskan bahwa kita perlu menulis seperti sedang berbicara di depan orang yang kita kenal. Friendly, ringan, dan gak baku sama sekali. Gaya menulis seperti itulah yang sedang aku terapkan dalam penulisan artikel-artikel di blogku sekarang.
Kerasa bedanya, kan?
Dari filosofi “menulis seperti sedang berbicara di depan orang yang dikenal”, bisa kita jabarkan berupa beberapa tips yang lebih terperinci.
Tips-tips ini juga merupakan hasil rangkuman dari beberapa artikel medium dan buku yang pernah kubaca sebelumnya. Yuk, kita bedah satu-satu~
✍🏻 Menulis dengan bahasa sederhana
Dalam obrolan sehari-hari, kita cenderung untuk menggunakan bahasa yang sederhana. Karena kita pengen apa yang mau kita sampaikan bisa mudah dipahami oleh si lawan bicara. Begitu juga dengan tulisan.
Kita jarang bahkan gak pernah untuk menyebutkan kata-kata berbau ilmiah selain dengan dosen, kan?. Atau menyebutkan istilah-istilah aneh yang bahkan gak familiar di kepala kita.
Kalaupun kamu harus menuliskan sebuah istilah di dalam tulisanmu, jangan lupa untuk menjelaskannya terlebih dahulu kepada para pembaca. Supaya pembacamu paham apa yang kamu bahas di setiap tulisanmu.
Pada intinya, gunakanlah bahasa sehari-hari di dalam gaya menulismu agar value yang ingin kamu sampaikan bisa mudah dimengerti oleh para pembacamu.
💬 Gunakan kalimat dan paragraf yang pendek
Menurutku, ada satu hal yang perlu kamu ingat. Bahwa, kalimat dan paragraf panjang hanya cocok digunakan saat kamu menulis karya tulis ilmiah atau hal-hal yang membahas dengan topik yang serius (misalnya berita, essay, dll). Titik.
Jangan pernah pake paragraf dan kalimat panjang di platform-platform online berupa blog dan sejenisnya.
Paragraf dan kalimat yang panjang hanya akan membuat pembaca-mu pergi di 3 detik pertama setelah membuka tulisanmu. Bahkan mereka bisa menutupnya dengan hanya melihat sekilas, tanpa membacanya.
Kenapa hal itu bisa terjadi?
Karena tulisanmu hanya akan terlihat padat dan membosankan di mata mereka. Para pembaca akan merasa overwhelmed dan memilih untuk mencari bacaan yang lain.
Sebagai gantinya, adanya spasi antar paragraf dan penggunaan paragraf yang lebih pendek, akan membuat tulisanmu lebih mudah dicerna dan menarik secara visual.
✨Special Tips✨ dariku, sebelum publish artikel blog, kamu perlu membaca tulisanmu dengan POV platform Mobile. Supaya kamu tau apakah paragraf-mu terlalu panjang atau tidak, jika dibaca dengan menggunakan smartphone.
🗣️ Gaya menulis yang jelas dan ringkas
Kalau lagi ngobrol dengan teman terdekat, sesering apa sih kita basa-basi?
Mungkin hanya saat mau minjem uang atau ada maksud-maksud tertentu aja. Selebihnya, kita akan ngobrol to the point dan let it flow aja. Sama halnya dengan tulisan.
Kamu gak perlu banyak basa-basi hanya demi mengejar jumlah kata tertentu di blog. Atau demi tulisannya terlihat berbobot dan panjang. Tulis apa adanya aja. Aku yakin pembacamu juga akan lebih menyukai itu.
🤩 Gunakan “You” dan “Your”
Melanjutkan apa yang ada di pendahuluan artikel ini, bahwa kamu perlu menggunakan kata ganti pembaca dengan sebutan “kamu” dibandingkan “kalian”.
Sebutan ini akan terkesan lebih akrab (friendly) dan tidak menggurui di mata pembaca. Selain itu, tulisanmu juga akan terkemas secara lebih ringan dan mudah untuk dipahami.
Dan yang terpenting…
📢 Sesuaikan dengan target audiens
Menurutku, ini part yang paling penting dari semua tips yang kuberikan di artikel ini. Semua cara-cara di atas tidak akan bekerja jika kamu belum mempelajari siapa target audiensmu.
Setelah mempelajarinya, maka kamu nantinya akan menyadari bahwa perlu ada pendekatan penulisan yang berbeda antara siswa SMA, mahasiswa, ataupun Ibu Rumah Tangga.
Memang tidak ada yang instan untuk menemukan gaya menulis yang nyaman bagi dirimu dan para pembacamu. Kamu perlu banyak latihan dan eksperimen pada artikel-artikel yang dibuat.
Kamu bisa coba menulis dengan gaya tulisan yang berbeda-beda. Setelah itu, coba tanya teman atau target audiensmu mengenai gaya menulis seperti apa yang mereka sukai. Kamu juga bisa tunjukkan beberapa contoh artikelmu pada mereka dan biarkan mereka menilaimu. Semangat!! ✨✨
Anyway, terima kasih sudah membaca sampai akhir. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kamu yang sulit dan ingin menemukan gaya menulismu sendiri. Semoga sedikit tercerahkan yaa!
Temen-temen boleh banget kontak aku melalui DM @adelahasna untuk bertanya apapun atau mengajak kerjasama. Dengan senang hati akan aku balas secepatnya~
See you on my next post, Bubye!