Selama menjadi freshgraduate, ini momen pertama kalinya aku mengurus berkas-berkas “penting” sendirian. Ketika masih duduk di bangku sekolah atau kuliah, aku berpikir bahwa mengurus surat-menyurat ini termasuk urusan orang dewasa. Sampai pada akhirnya, aku merasakannya sendiri.
Sekilas tentang Mengurus SKCK
Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) atau yang dulunya dikenal sebagai Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) adalah surat yang menyatakan bahwa yang bersangkutan punya kelakukan yang baik selama menjadi WNI, intinya ybs gak pernah punya catatan pidana atau kriminalitas.
Tujuan surat ini diterbitkan salah satunya untuk melamar pekerjaan. Dan itulah yang aku lakukan. Iya, mengurus SKCK sebagai syarat daftar melamar pekerjaan.
Gak seperti dahulu, pendaftaran pembuatan SKCK sekarang sudah serba online. Itupun bukan lewat website, tapi melalui aplikasi mereka, yang dinamakan “POLRI Super Apps Presisi”. Namanya keren juga ya setelah dipikir-pikir, tapi intinya itu nama aplikasi yang didalamnya ada berbagai layanan dari pihak kepolisian.
Hal-hal yang perlu kamu siapkan pada saat mendaftar SKCK tidak akan aku bahas disini ya, kamu bisa cek di website resmi atau media sosial mereka.
Pengalaman Daftar SKCK Online
Beberapa minggu yang lalu, tepatnya pada awal Juni 2024, aku berniat untuk mendaftar SKCK secara online. Hari itu aku coba daftar pada saat jam kerja, sekitar jam 10 pagi. Satu persatu file sudah aku submit dan semua pengisian formnya juga sudah aku isi dengan teliti.
Tibalah saatnya untuk submit form dan melakukan pembayaran. Saat itu, aku memilih opsi tunai karena aku dan keluargaku memang tidak ada yang punya rekening BRI. Setelah klik “Bayar”….
Muncullah pop-up dari bawah tampilan aplikasi yang bertuliskan “Terjadi Kesalahan, Harap Hubungi Admin”.. Zzzz…. Udah sekitar 15 menit lebih aku dedikasikan untuk mengisi form itu, dan hasilnya nihil? Ya… mau gimana lagi, namanya juga aplikasi pemerintah… 🙈
M..m..maksudnya mungkin yang akses aplikasinya lagi banyak banget. Siapatau servernya overload kan? Ya..kan?
Karena masih penasaran, akhirnya aku coba lagi mendaftar dengan opsi bayar pakai BRIVA. Pikirku saat itu, yang penting terdaftar dulu, urusan bayar kita pikirin belakangan. Hasilnya? sama aja!
Setelah cukup bete di hari itu, akhirnya ngide nyoba daftar di jam-jam sepi. Keesokan harinya, aku coba daftar di jam 3 subuh. Iya, disaat orang lain lagi bobo nyenyak, aku sibuk sendiri sama POLRI Super Apps Presisi ini. Sesuai ekspektasiku, pendaftarannya berhasil. Wuaah., senengnya luarbiasa..
Tapi, ternyata drama nya gak sampai situ saja. Aku baru cek di website Polres Bandung kalau mereka udah gak lagi menerima pembayaran tunai untuk pengurusan SKCK. Hmm… cobaan apalagi ini?!
Akhirnya di sore harinya, aku coba daftar ulang dengan metode pembayaran BRIVA. Alhamdulillah akhirnya bisa terdaftar dan salah satu temanku bersedia untuk membayarkannya dengan BRIVA-nya. Gak perlu khawatir, udah aku transfer balik ke dia kok.
Pengambilan SKCK di Polrestabes Bandung
Beberapa hari setelahnya, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil SKCK ke Polrestabes Bandung. Jam operasional untuk pengambilan SKCK buka dari jam 8 pagi hingga 4 sore (untuk weekday). Sebagai orang yang berjaga-jaga, tentu saja aku sudah berada disana sebelum jam 8 pagi.
Anyway, aku sangat merekomendasikan untuk pergi ke Polrestabes Bandung menggunakan kendaraan roda dua. Karena parkiran mobilnya sangat terbatas disana.
Sesampainya di Polrestabes Bandung, aku memarkirkan motor di sisi jalan Jawa. Baru aja ngelepas helm, aku ngerasa ada orang yang ngeliatin dari jauh. Pas aku noleh, ternyata ada pak Polisi yang lagi mantau di trotoar jalan. Dia memasang tatapan datar, sambil sesekali membuka hp yang ada di tangan kanannya.
Aku juga bingung kenapa beliau ngeliat sampai segitunya. Apa muka ini terlihat seperti tersangka maling pulpen SARASA, atau mungkin dugaan aneh lainnya. Merasa bahwa aku gak melanggar lalu lintas saat itu, akhirnya aku pura-pura ngecek berkas-berkas yang dibawa. Harapannya biar beliau ini gak curiga aja sih.
Lima menit berlalu, sayangnya tatapan itu masih terlihat di sudut mata kanan ku. Setelah bosen pura-pura ngecek berkas, akhirnya memberanikan diri nyamperin beliau untuk nanya tempat pengurusan SKCK. Kenapa harus nyamperin beliau? Karena satu-satunya polisi yang berdiri di luar pos, ya cuman beliau ini.
‘Emm.. Pak?’
‘Eh..Iya neng? Mau kemana?’
‘Eehmm, Tempat pembuatan SKCK dimana ya?’
‘Masuk aja, nanti ada di sebelah kanan, bisa lewat sini..’
‘Ooh iya pak, makasih ya pak’
‘Iya sama-sama neng’
Percakapan yang biasa saja bukan? Percayalah pak polisi ini tidak berhenti untuk memasang senyum lebar-nya selama percakapan itu berlangsung. Mungkin memang niat beliau biar terlihat tulus dan mengayomi, tapi kan badannya gede dan berotot ya. Jadi yang keliatan ya tetep sangar aja…😭
Aku menunggu sekitar 10 menit di depan kantor pelayanan SKCK, sembari mendengar sayup-sayup lagu jedag jedug yang disetel untuk senam pagi di depan kantor polisi. Disana juga sudah ada 1 orang perempuan yang nampaknya juga ingin mengurus SKCK di hari itu.
Tanpa menyapanya, aku pun duduk di dekatnya. Ya.. sekitar 8 jengkal lebih setengah dari posisi dia duduk. Tak lama darisana, perempuan ini bertanya:
‘Teh, ini harus daftar online dulu?’
‘Iya teh, harus daftar dulu di form, baru nanti bisa langsung ambil’
‘Oohh gitu ya, soalnya dulu saya langsung, gak pake online gini’
‘Oiya mungkin sekarang jadi berubah ke online teh’ aku menjawab dengan tatapan yang mencoba meyakinkan si perempuan ini.
Mungkin masih ngerasa bahwa yang dia lakukan sudah benar, akhirnya percakapan kami selesai sampai disana. Kami diem-dieman sampai kantor pelayanan pada akhirnya buka.
Kantor Pelayanan SKCK Dibuka
Tanpa aba-aba, perempuan ini langsung berdiri menanyakan hal yang sama kepada petugas yang membuka pintu. Aku gak nyimak secara jelas apa percakapan mereka, tapi yang aku tahu si perempuan ini terlihat bete dan sibuk dengan hpnya setelah percakapan mereka selesai. Mungkin dia diarahkan untuk daftar secara online sama petugas pelayanan tadi.
Lalu, aku dengan bangganya melangkahkan kaki masuk ke kantor pelayanan. Sembari berkata “Ekhem, mba, liat nih, aku duluan yaa, makanya daftar online dulu” yang tentu saja aku ucapkan di dalam hati. Gak lama setelah masuk, akupun dipanggil untuk menyerahkan berkas-berkas yang diminta.
Sepuluh menit kemudian, namaku dipanggil petugas administrasi. Tadaa! SKCK milikku sudah selesai dan bisa langsung pulang. Sebelum beranjak dari kantor, aku berulang kali memastikan penulisan yang ada di surat itu. Kalau ternyata udah jauh-jauh kesini dan nama yang dituliskan salah, percuma aja kan?
Setelah yakin dengan surat yang didapat, akhirnya aku ke luar ruang pelayanan. Lagi-lagi dengan langkah kaki yang membanggakan, aku pulang sembari berkata “permisi mba, pulang duluan ea” yang hampir saja aku ucapkan dengan suaraku. Alhamdulillah saat itu suaranya masih ketahan di hati. Hehe..
Siapapun mba nya, kalau baca artikel ini, semoga urusan SKCK di hari itu lancar ya mba😭❤️
Inilah pengalamanku saat mengurus SKCK pertama kalinya. Terima kasih semuanya udah baca sampai akhir. Semoga ada faedah yang bisa kamu ambil dari cerita ini.
Kalau gak penting, minimal semoga sedikit terhibur dari cerita ini. Oia, akan ada banyak Memoar Unik lainnya yang bisa kamu baca di blog ini lho, staytune!
See you on my next post, Bubye!