Mencoba Ramen Mahal Rasa Soto di Jakarta

Memang sih soal makanan kita punya seleranya masing-masing. Tapi, pernah gak sih ngerasain ramen mahal di Jakarta tapi rasanya mirip soto?
Share this post!

Memang sih soal makanan kita punya seleranya masing-masing. Tapi pernah gak sih kamu ngerasain ramen mahal tapi rasanya mirip soto yang biasa dibeli di pinggir jalan. Ini lidahku yang aneh atau emang bener rasanya kayak soto ya?

Enak atau Enggak, Cuman Perkara Selera

Sebagai orang yang suka explore dunia makanan (baca: orang yang gampang laper), aku gak pernah nolak kalau diajak makan makanan baru yang belum pernah aku coba. Kemanapun teman atau keluarga mengajakku ke sebuah tempat makan, pasti aku akan dengan senang hati meng-iya-kan ajakan mereka.

Ya…asal gak mengandung pelet, dedak, dan makanan sejenisnya. 

Enak atau Enggak, Cuman Perkara Selera - Mencoba Ramen Mahal Rasa Soto di Jakarta - Ahasna

Mau diajak makan pecel lele pinggir jalan, makanan yang lagi viral, makanan hidden gem, atau makanan yang pernah dikunjungi artis sekalipun, asalkan halal dan dibayarin harganya ramah di kantong pasti aku jabanin. 

Tapi dari semua jenis makanan itu, aku pernah punya pengalaman yang unik di sebuah restoran ramen mahal di Jakarta.

Ajakan Makan Ramen Mahal di Jakarta

Cerita ini bermula saat aku dan 2 temanku sedang berkunjung ke Jakarta di bulan April 2024 lalu. Dari pagi sampai maghrib, kami menghabiskan waktu dengan menghadiri suatu acara di salah satu kantor besar di sekitar Gambir. 

Walau di hari itu aku hanya menyimak acara dan terus-terusan duduk di dalam ruangannya saja, entah kenapa hari itu terasa cukup melelahkan bagiku.

Ajakan Makan Ramen Mahal di Jakarta - Mencoba Ramen Mahal Rasa Soto di Jakarta - Ahasna

Dengan energiku yang sudah hampir habis, salah satu dari temanku mengajak kami untuk makan malam di sebuah restoran ramen yang hitz di Jakarta.

Aku sudah pernah mendengar nama ramen ini sebelumnya, tapi entah kenapa aku gak begitu penasaran sama rasanya. Mungkin karena aku udah punya rame langganan yang terbukti enak di Bandung. Yang membuatku gak bisa pindah ke lain hati. 

Ramen ini memang terkenal dengan rasanya yang enak dan “Jepang banget”. Artinya, semua menu mereka memang autentik dari Jepang. Dari segi bahan makanan dan cara masaknya sudah megikuti standar penyajian ramen di Jepang sana.

Dengan wajah lesu dan perut yang udah keroncongan, akupun mengiyakan ajakan tersebut. Itung-itung nambah pahala juga karena udah menjadi teman yang baik dan menuruti BMnya saat itu.

Akan Mencoba Ramen Autentik Jepang

Ramen ini terletak di sebuah mall besar di Jakarta. Isi dari mall ini adalah merek-merek mahal yang bahkan belum pernah aku temui sama sekali di Bandung. Kalau diliat dari isi mall dan lokasi ramen-nya, udah kebayang harganya kayak apa, kan?

Setibanya di mall, kami perlu menaiki beberapa eskalator untuk menuju ke restoran ramen tersebut. Sembari celingak-celinguk dan menoleh ke setiap outlet di mall tersebut, aku mungkin lebih terlihat seperti orang kampung yang baru pertama kali nge-mall saat itu. 

Baca Juga  Teapotto Ti Isuk2: Tempat Sarapan Enak dan Murah di Bandung

Karena udah capek dan laper banget, aku hanya bisa bergumam dalam hati mengomentari setiap outlet yang dilewati. Semisal “Hah, ini jualan salad tapi disuruh metik sendiri sayurnya?” Atau “orang-orang yang beli disini, kira-kira kalau belanja online masih mikirin gratis ongkir gak ya” dan pikiran-pikiran norak lainnya.

Sampailah kami di restoran ramen itu. 

Mau tau gak gimana penampakan restonya? WAITING LIST PANJANG BANGET WOY!!

Antrian itu dipenuhi oleh mas dan mba karyawan korporat yang baru pulang kantor, tak lupa dengan lanyard yang masih menggantung di leher mereka. Teman yang mengajakku dengan wajah yang sumringah (karena ini BMnya dia) mengajak kami untuk masuk ke dalam antrian waiting list. 

Dengan berat hati, aku pun melangkahkan kaki untuk berada di dalam antrian dengan lebih dari 20 orang yang berdiri disana. 

Akan Mencoba Ramen Autentik Jepang - Ahasna

Aku terbiasa untuk makan sebelum jam 7 malam, tapi saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam. Yang artinya udah terlambat jauh dari rentang waktu makan malam-ku. Bagi orang yang melihatku saat itu, mungkin akan terlihat biasa saja. Tapi bagiku, aku udah merasa seperti zombie yang siap melahap otak orang-orang yang berada di depanku. Gilaaa laper banget woeeyyy!

Ini badan rasanya pengen banget putar balik dan pergi ke emperan pecel lele dan berteriak dengan satu tarikan nafas, “PECEL LELE SATU PAKE TAHU TEMPE DAN NASI UDUK GAPAKE LALAP MAKAN DISINI BANG”. Namun, sayangnya itu tidak terjadi.

Selama berada di antrian, kami berdiskusi mengenai menu apa yang akan kami pesan. Temanku menyarankan untuk memesan salah satu menu favoritnya dan best seller disana. Tanpa basa-basi, aku pun mempercayakan pilihanku kepadanya. Lebih ke.. udah gak bisa mikir sih…

Setelah 20 menit berdiri dalam antrian, tiba saatnya kami dipersilahkan masuk. Tak lama setelah kami duduk, ramen pun dihidangkan di meja kami.

Melihat ramen kami yang sedang dihidangkan satu-persatu oleh waiters-nya, aku bergumam dalam hati “Wah oke juga ya pelayanannya. Mungkin ini juga yang bikin tempat ini ramai pengunjung. Eh bentar….”. Lalu mataku tertuju pada ramen yang kami pesan.

Penampakan Ramen Autentik Jepang

Kuah ramen tersebut berwarna kuning, terlihat kalau kuahnya tipikal yang kental, dan ada potongan jeruk lemon di bibir mangkoknya. Sontak aku kembali bergumam “inimah soto kuning ya Allah”. Masih berlagak tidak percaya, akupun mencoba mengaduk ramen tersebut. Siapa tahu hanya penampakannya saja yang mirip soto.

Penampakan Ramen Autentik Jepang - Ahasna

Aku pun menyeruput kuahnya, berharap ada rasa fantastis yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Baca Juga  Wisata Magelang: Pengalaman dan Review VW Tour Borobudur, Apakah Worth It?

Ternyata? Sama aja! Entah kenapa rasanya soto banget. Rasanya creamy dan sedikit hambar. Tapi rasa itu cukup terselamatkan dengan bubuk cabai yang baru saja aku taburkan setelahnya.

Percayalah, ini soto kuning termahal yang pernah aku coba. Mungkin ekspektasiku aja yang terlalu tinggi, mengingat ini ramen autentik dari Jepang. Atau mungkin karena badanku yang udah capek dan kelaperan ini, lidahku di malam itu mungkin agak error. Sehingga tidak bisa mengecap “Ramen Mahal” dengan baik dan benar.

Kalau ditanya enak atau enggak, akan aku jawab enak. Karena emang aku suka soto juga sih.. Hanya saja ini bukan ramen terbaik yang pernah aku coba.

Isiannya memang lengkap. Ada jamur, ayam charsiu, Ajitsuke Tamago (telor marinasi yang direbus) dan mie tebal dengan porsi yang super mengenyangkan. Di harganya yang 40 ribuan itu, memang sepadan dengan porsi yang disajikan.

Lunturlah harapanku malam itu untuk mencoba ramen mahal yang enak itu. Setelah menghabiskannya dengan waktu yang cukup singkat (karena kelaperan), akupun berbisik pada temanku yang satu lagi dan menanyakan rasa ramen yang kami makan.

“Psstt, kaya soto gak sih?” Tanyaku dengan volume suara paling kecil yang aku bisa.

Mendengar pertanyaan aneh itu, dia sempat tertawa kecil dan mengangguk sembari berkata “Iya, mirip dikit”. Jawaban itu lalu membuatku senang, artinya lidahku gak error-error banget malam itu. 

Akupun lanjut bertanya, “Gimana?”. Berharap dia menceritakan apa yang lidahnya (yang harusnya sih gak error) rasakan. Dengan singkat, jelas, dan padat dia menjawab, “B aja sih, enakan ramen kita yang biasanya”.

Penampakan Ramen Autentik Jepang - Mencoba Ramen Mahal Rasa Soto di Jakarta - Ahasna

Kami berdua memang penggemar Ramen dan kerap kali mengadakan “ramen date” di salah satu mall di Bandung. Klarifikasi sebentar, kami berdua cewek. Intinya, kami sering makan ramen, berdua.

Pengalaman aneh unik ini memang gak pernah terlupakan. Meskipun rasanya yang soto banget, aku masih tetap senang dan bersyukur karena sudah pernah menyicip rasa ramen di restoran jepang itu. Karena dengan begitu, aku punya cerita lucu yang bisa aku bagikan ke orang lain kalau ditanya, “pernah makan disana nggak?”.

Terlepas dari perasaan senangku waktu itu, yang lebih menyenangkan lagi, hari itu kami ditraktir oleh teman yang mengajak kami makan disana. Yang artinya, dompetku gak jadi menangis malam itu.

Ada yang tau nama restoran dan menu ramen yang aku coba?

Terima kasih sudah baca sampai akhir dan semoga ada hikmah yang bisa kamu petik dari ceritaku. Ya.. untuk setidaknya riset menu ramen yang akan kamu coba.

Simak cerita aneh lainnya di Kategori Memoar Unik di blog ini. Atau bisa juga simak cerita makan-makan yang ada di kategori Travelling & Foodies. Semoga kamu suka, dan..

See you on my next post, Bubye!

Share this post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *